SEJARAH SINGKAT

ASOSIASI GULA INDONESIA

Asosiasi Gula Indonesia (AGI) adalah lembaga swasta yang bergerak dibidang pergulaan dimana pada saat itu menjadi satu-satunya lembaga pergulaan yang dominan dan menjadi organisasi yang sangat efektif  dan berperan dalam memberikan masukkan  dalam merumuskan kebijakan gula nasional, AGI didirikan di Jakarta pada tgl. 10 Nopember 1980.

Pada saat pertama didirikan AGI berkantor di Jl. Salemba Raya No. 16 Jakarta Pusat, menempati salah satu ruang Kementrian Pertanian sebagai Kantor Sekretariat AGI.

Pada tgl. 27 Juli 1996 sebagian Gedung Kementrian Pertanian terbakar habis termasuk Kantor Sekretariat AGI dan menghanguskan sebagian besar arsip-arsip dokumen AGI, akibat kerusuhan yang kita kenal dengan “Kuda Tuli” (Kerusuhan 27 Juli). Sejak peristiwa tersebut karena tidak mempunyai Gedung sendiri maka Kantor Sekretariat AGI mulai berpindah-pindah dengan cara sewa ruang, antara lain pernah berkantor di  :

  • Gedung Yayasan Dana Pensiun Perkebunan, Jl. Teuku Cik Ditiro No. 14 Jakarta Pusat
  • Gedung Gula Negara Jl. K.H. Fakhrudin No. 14 Jakarta Pusat,  dilokasi ini Kantor Sekretariat AGI mengalami musibah kebanjiran sampai 5 (lima) kali sehingga banyak dokumen yang tidak terselamatkan.
  • Apartemen The Boulevard Jl. K.H. Fakhrudin No. 5 Jakarta Pusat kepindahan ini untuk menghindari banjir dan ada rencana rehabilitasi Gedung Gula Negara
  • Mulai tgl. 1 April 2016 sampai sekarang Kantor Sekretariat AGI menempati Gedung milik PT Rajawali Nusantara Indonesia, Gedung Menara Anugerah Taman E. 33 Jl. Anak Agung Gde Agung Kawasan Mega Kuningan – Jakarta Selatan.

Karena kebakaran dan kebanjiran yang dialami Kantor sekretariat AGI maka banyak arsip-arsip penting, dokumen data yang rusak bahkan hilang, yang tersisa menunjukkan masa kepengurusan para pendahulu yang dapat kami informasikan adalah sebagai berikut   :

  • Periode 10 Nopember 1980 s/d 5 April 1995     Unknown (karena data hilang/rusak)
  • Periode  6  April  1995 s/d 9 Januari 2013       dr. Faruk Bakrie (Ketua AGI)
  • Periode 10 Januari 2013 s/d 12 Pebruari 2015  Ir. Tito Pranolo MBA, M.Sc (Dir.Eks)
  • Periode 13 Pebruari  2016 s/d 14 Maret 2019    Prof.DR.Ir. Agus Pakpahan (Dir.Eks)
  • Periode 15 Maret 2019 s/d sekarang                 Drs. Budi Hidayat (Dir.Eks)

Pada awalnya sebutan Pimpinan AGI adalah Ketua kemudian sejak tahun 2013 diganti dengan sebutan Direktur Eksekutif.                          

Tugas pokok AGI adalah membangun kebersamaan dan kesatuan para pengusaha/produsen gula Indonesia, berperan aktif dalam mencermati situasi pergulaan nasional maupun internasional sebagai bahan referensi dan bahan menetapkan strategi kebijakan pergulaan nasional, menampung dan memperjuangkan aspirasi seluruh anggota dalam mengembangkan industri gula, memberi masukkan kepada pemerintah dalam menetapan kebijakan pergulaan nasional serta mendedikasikan pelayanan organisasi kepada anggota untuk menuju terwujudnya daya saing industri gula.

Tahun 1998 pada masa reformasi, sebagai respon terhadap perubahan tatanan ekonomi ditingkat global dan nasional serta pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan pemerintah dibidang pergulaan nasional mengalami perubahan yang cukup mendasar dan sejak saat itu AGI bukan lagi satu-satunya lembaga swasta yang memberikan masukkan kepada pemerintah. Peran tersebut kemudian dimainkan oleh banyak lembaga pergulaan yang muncul kemudian. Lembaga tersebut antara lain Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Asosiasi Pedagang Gula Indonesia (APGI), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMI), Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) dan lainnya yang juga aktif memberikan masukkan kepada pemerintah dalam perumusan kebijakan pergulaan.

Seiring perubahan strategis tersebut, tantangan AGI semakin komplek baik tantangan global, nasional, regional maupun lokal dan AGI terus melakukan adaptasi dalam rangka mengoptimalkan perannya. Format organisasi yang semula hanya diurus oleh satu Badan Pengurus yang dipimpin oleh seorang Ketua sejak tahun 2013 ditransformasikan menjadi 2 badan yaitu pertama Badan Pengarah dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) anggota Badan Pengarah, kedua Badan Eksekutif dipimpin oleh Direktur Eksekutif dan beberapa fungsionaris Pengurus.

AGI terus meningkatkan kemampuannya untuk melobby pemegang kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan anggota dan pemangku kepentingan juga proaktif mengkritisi kebijakan yang merugikan  industri gula nasional serta menyampaikan pendapat, usulan dan masukkan kepada pemerintah untuk penyempurnaan tata kelola pergulaan.

Dalam rangka memperluas jejaring AGI dengan manca negara, pada Juli 2016 telah masuk menjadi anggota Asean Sugar Alliance (ASA) yang dibentuk pada saat konferensi Thai Sugar Alliance tgl. 15 – 16 Juli 2016 di Bangkok, dalam ASA tersebut Direktur Eksekutif AGI pada saat itu Prof. DR. Agus Pakpahan telah dipercaya mewakili Indonesia sebagai Wakil Ketua ASA.

Anggota ASA adalah industri gula Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philipina, Thailand dan Vietnam.

Tujuan ASA adalah mempererat antar industri gula Asean, meningkatkan dan memfasilitasi  kerjasama bisnis diantara industri gula se-Asean dan mendorong kerja sama teknis (riset dan pengembangan), pertukaran informasi dan pengembangan industri gula dan hasil samping.