Sebuah tulisan diambil dari website Joostoday.com tahun 2014, tetapi masih relevan untuk saat ini hanya ada penyesuaian sehingga pembaca merasa ada ditahun 2020, tahun dimana P3GI sudah berusia 133 tahun.
Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), yang semula bernama Het Proefstation Oost Java (POJ) merupakan salah satu Lembaga Penelitian Gula (tebu) tertua di dunia. Pada 9 Juli 2020, P3GI tepat berusia 133 tahun.
Perayaan Ultahnya dilakukan sederhana, tetapi pengamatan kami ucapan SELAMAT dari berbagai pihak cukup marak.
P3GI atau POJ dibangun oleh para industriawan gula terutama di Jawa tepatnya dikota Pasuruan, Jawa Timur. Mereka kawatir akan ancaman gula dari tanaman bit, sehingga perlu terus mengembangkan teknologi yang lebih kompetitif. Pada tahun 1921, POJ menghasilkan varietas tebu POJ 2878 yang dikenal dengan “wonder cane POJ 2878” yang tahan terhadap penyait mosaik dan sereh. Ini menjadi momen awal penyelamatan industtri gula di Jawa dan bahkan di dunia dari keterpurukan serangan penyakit sereh. Tebu yang terserang penyakit ini tubuhnya kerdil seperti tanaman sereh.
Sembilan tahun kemudian atau 1929, hampir 90% area tebu di Jawa menggunakan varietas ini. Setahun berikutnya, varietas POJ 3016 dikeluarkan dan bisa menghasilkan gula sebanyak 18 ton per Ha atau 3 x lebih banyak dari yang dicapai tahun-tahun berikutnya.
Bukan hanya itu, teknologi budidaya tebu lainnya serta processing gula dipabrik terus dihasilkan. P3GI bahkan menjadi kiblat riset gula tebu diseluruh dunia. Tiongkok, Thailand, Jepang dan negara-negara lainnya, belajar tentang pertebuan dari P3GI. Hampir semua tebu komersial didunia saat ini berasal dari induk tebu yang dihasilkan P3GI. Ironisnya diusia yang ke 133, Lembaga ini hampir terabaikan. Semua biaya operasional, termasuk untuk riset, bayar gaji karyawan & pemeliharaan aset, harus diupayakan sendiri. Nafas kehidupannya mulai terengah-engah. Tak ada satupun institusi Risbang Komoditi Strategis seperti tebu didunia yang bebas dari sokongan dana pemerintah, sementara tuntutan pengguna teknologi ke P3GI, terutama akan varietas tebu unggul terus berlanjut.
Pemerintah tak bisa lagi mengucurkan APBN secara langsung ke P3GI karena statusnya berada dibawah PT RPN. Kucuran dana lngsung pemerintah ke P3GI terkendala peraturan sehingga tak bisa lagi dilakukan. Pemerintah dalam hal ini Kemetrian Pertanian akhirnya memberikan mandat Risbang Gula kesalah satu Balai Penelitian milik Kementan di Malang.
Ultah P3GI ke 133 marilah kita jadikan momen kebangkitan kembali P3GI. Bukan bermaksud berkeluh kesah, namun sebuah Lembaga Riset sebaiknya fokus melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan untuk kepentingan masyarakat dan tidak dibebani mencari pendapatan (profit oriented)
Pemerintah hendaknya memiliki perhatian dan kepedulian terhadap industri gula berbasis tebu, khususnya terhadap kebangkitan sebuah Lembaga Riset Gula di Pasuruan. Karena industri apapun tak akan bisa maju tanpa dukungan riset yang memadai.
Peran R & D khususnya P3GI sangat strategis dan penting dalam menjaga kelestarian dan kesinambungan industri gula kita.(wid.2020)